Bisnis Pertanian, Kondisi panen di Kecamatan Telagasari Karawang

|| || || Leave a comments


Kondisi panen di Kec. Telagasari Karawang April 2013
Karawang Bisnis,
 Pada hari Minggu 21 April 2013, saya mengunjungi kecamatan Telagasari Karawang, secara kebetulan di daerah Telagasari Karawang sedang musim panen.
Saya menyempatkan diri untuk sekedar melihat dan berbincang dengan para petani disana, karena saya melihat fenomena yang sangat memprihatinkan. Tampak jelas sekali hampir sejauh mata memandang telihat hamparan padi yang berwarna putih, 
Biasanya pada saat panen pemandangan disawah akan terlihat padi bewarna kuning.
Menurut penuturan dari para petani hampir semua hasil panen musim ini diserang hama, sehingga banyak petani yang mengalami gagal panen, tampak sekali kesedihan diraut wajah mereka walaupun mereka berusaha menyembunyikannya lewat senyuman.
Kondisi panen di Kec. Telagasari Karawang April 2013

   
  Karena rasa penasaran dengan kondisi usaha petani padi di   Karawang sayapun mengikuti para petani tersebut ke tempat penimbangan hasil panen mereka, sebuah pertanyaan yang terbesit dibenak saya dengan melihat hasil panen yang gagal " Bagaimanakah cara petani membiayai hidupnya..? "


Tampak ditempat penimbangan saya melihat para petani yang sedang menimbang hasil panen dan salah seorang petani yang membawa buku catatan, setelah menimbang ada petani yang langsung membawa pulang gabahnya, tapi ada pula yang pulang dengan tangan kosong, setelah sebelumnya dia berbincang dengan petani yang membawa buku catatan itu.
Menurut petani tersebut petani yang tadi pulang dengan tangan kosong itu dikarenakan dia telah meminjam sejumlah uang kepadanya dan hasil panen yang hanya sedikit itu hanya cukup untuk membayar uang yang telah dipinjamnya. " Lalu bagaimana mereka akan membiayai hidup mereka sampai masa panen berikutnya, dan bagaimana mereka akan mendapatkan modal untuk masa tanam berikutnya ". 

Rasa prihatin dan iba terhadap nasib mereka bercamput baur didalam benak saya, terbayang jika kita bekerja selama sebulan dan tidak mendapatkan gaji,

Bagaimanakah cara menolong mereka ..?  Bersambung....

Salam 
Karawang Bisnis


|| || || Leave a comments
Karawang Bisnis, Karawang Banjir April 2013


Karawang Bisnis,
Keresahan warga di Kabupaten Karawang  Jawa Barat (Jabar), akhirnya terbukti. Terhitung Kamis (18/4) malam, rumah mereka kebanjiran. Banjir tersebut akibat meluapnya air Sungai Citarum dan Cibeet. 

Kepala Desa Wadas, Kecamatan Teluk Jambe Barat, Karawang    Junaedi, mengatakan di desanya sudah ada 10 rukun tetangga (RT) yang terendam air. Dari 10 RT itu, rumah yang tergenang sampai seribuan. 

Ketinggian air bervariasi antara 30 sentimeter sampai 1,5 meter. "Kondisi yang paling parah terjadi di komplek perumahan Karaba Indah," ujarnya, Jumat (19/4).

Saat ini, desa telah membuka tiga unit posko penanggulangan banjir. Posko itu, di antaranya ada di kantor desa dan Masjid Aliyah. Posko ini, sudah diserbu pengungsi, yang sebagian besarnya adalah ibu-ibu dan anak-anak.
Semoga debit air citarum dapat segera turun, sehingga kejadian banjir di Karawang  dapat segera selesai, dan warga Karawang  dapat kembali beraktivitas dengan normal, aminn

PRESIDEN RI MELAKUKAN KUNJUNGAN KERJA KE KABUPATEN KARAWANG

|| || || Leave a comments

Karawang Bisnis,
Hari Senin (15/4) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta rombongan melakukan Kunjungan Kerja ke Kabupaten Karawang   titik pertama yang menjadi tempat  transit yaitu Area Kawasan PT. Pupuk Kujang, setiba di lokasi, Presiden beserta para Menteri melakukan rapat di Gedung Utama. Usai rapat, sore harinya Presiden bersama tim Kepresidenan   melaksanakan pertandingan Volly Persahabatan melawan Tim yang di dalamnya terdapat Gubernur Jawa Barat H. Ahmad Heryawan dan Bupati Karawang  H. Ade Swara, pertandiangan berjalan dalam suasana penuh keakraban antara para Presiden, Gubernur  Provinsi Jawa barat serta Bupati Karawang  
Malam harinya Presiden bersama Istri Hj. Ani Yudhoyono menggelar makan malam bersama dengan dihibur penyanyi, lokasi Makan Malam sendiri masih di area Pupuk Kujang, pada pertemuan tersebut hadir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama para Menteri dan duduk satu meja bersama Bupati Karawang   . Ade Swara serta Istrinya Hj Nurlatifah, untuk memeriahkan suasana para menteri berinisiatif untuk meramaikan acara ini dengan cara menyanyi secara bergantian, untuk giliran pertama Menteri ESDM Jero Wacik, selanjutnya Menteri Perdagangan Gita Wiryawan. Saat waktu menunjukan pukul 9:30 Presiden bersama Bupati Karawang   eranjak meninggalkan tempat makan malam dan beristirahat
Keesokan harinya Selasa (16/4) Presiden meluncur ke titik pertama yaitu Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Pasir Putih Desa Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon pada kesempatan tersebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kedatangannya didamping oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif Cicip Sutardjo, Wakil Gubernur Prov. Jabar H. Dede Yusuf, Bupati Karawang   . Ade Swara dan Wakil Bupati dr. Cellica Nurrachadiana, kegiatan pertama yang menjadi tujuan Presiden adalah komunikasi dengan para nelayan, pada saat berdialog ada permohonan dari para Nelayan untuk segera melakukan mengeruk kedangkalan Muara Sungai yang mengakibatkan sulitnya transit bagi perahu yang mengangkut hasil tangkapan Nelayan, Presiden RI langsung menginstruksikan Kementrian PU agar langsung eksekusi, selain itu menghimbau kepada Bupati Karawang   gar terus mengontrol pekerjaan tersebut demi mata pencaharian masyarakat, serta akan menyiapkan Solar Paket Dealer Nelayan (SPDN) untuk mencegah langkanya pasokan Solar itupun sudah diinstruksikan kepada jajaran Pertamina, kemudian Presiden SBY juga melakukan monitoring ke industri Rajungan. Kepada para nelayan Presiden RI memberikan bantuan modal awal untuk melaut sebesar Rp. 300 Juta, dan sembako untuk 1500 KK.
Melanjutkan agenda kunjungan kerjanya Presiden SBY melakukan Panen Raya di Desa Rawa Gempol Wetan Kecamatan Cilamaya Wetan, pada kesempatan tersebut Presiden berpendapat “ Anugerah Allah SWT yang besar dapat melihat langsung sektor pertanian berkenan dengan itu Program Pemerintah baik tidaknya harus didengar langsung, harapan, keinginan dan usulan langsung dari masyarakat, pecahkan bersama masalah yang ada, usulan alat akan kami bantu, untuk antisipasi petani yang dirugikan akibat harga jual padi,  akan senantiasa terus dikomunikasikan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.” Ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Selanjutnya Presiden melakukan Panen Raya bersama Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, Wakil Gubernur Prov. Jabar H. Dede Yusuf dan Bupati Karawang   . Ade Swara, pada kesempatan tersebut Bupati Karawang   menjelaskan apa yang menjadi keunggulan produksi Padi di daerah Karawang   khusunya di Cilamaya, dan Presiden SBY pun mencicipi kualitas rasa gabah tersebut. Presiden sangat apresiasi dengan potensi Pertanian yang ada di Karawang    dan direspon dengan menjawab “kami akan mempertahankan Karawang sebagai lumbung Padi Nasional dan saat ini sudah menjadi dua besar penghasil Pangan Tingkat Nasional. Itu prestasi sangat luar biasa, maka dari itu pahlawan pangan yaitu Petani teruslah eksis bertani untuk memasok pangan di Seluruh Indonesia” Ujar Bupati Karawang   H. Ade Swara. Dalam Kunjungan tersebut Presiden memberikan bantuan berupa benih padi varitas Mekongga kepada para petani  dan uang masing-masing Rp. 100 juta untuk tujuh kelompok tani.
Siang harinya rombongan Presiden beranjak pulang meninggalkan lokasi kunjungan kerja. Antusias masyarakat Karawang   alam menyambut kunjungan Kerja Presiden RI sangat meriah, lokasi kunjungan kerja tersebut di dua Kecamatan yaitu Cilamaya Kulon dan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang  

Sumber : http://www.karawangkab.go.id/140-presiden-ri-melakukan-kunjungan-kerja-ke-kabupaten-karawang-di-dampingi-bupati-karawang,-diwarnai-dengan-sambutan-meriah-ribuan-masyarakat-karawang.html

Mery sang juragan telur asin dari Karawang

|| || || 3 comments

Karawang Bisnis, 
Telur asin mengantarkan Mery Yani sukses menjadi seorang pengusaha.
Tak kuasa melihat usaha telur asin sang kakak hampir tutup, Mery segera mengambil alih. Lewat kerja keras, kini, ia berhasil menjual puluhan ribu telur asin setiap hari.

Pulang ke kampung halaman bukan berarti hilang kesempatan untuk meraih sukses. Mery Yani telah membuktikannya. Hanya butuh waktu empat tahun, perempuan 29 tahun ini berhasil melambungkan usaha telur asin hingga beromzet ratusan juta rupiah per bulan. 

Pulang Kampung Meninggalkan karir demi sang ibu
Kecintaan pada sang ibu yang terbaring sakit mendorong Mery Yani kembali ke Karawang pada 2005 silam. Padahal, di Jakarta, Mery tengah membangun karier sebagai akuntan di sebuah perusahaan impor. Hingga akhirnya, ibunda berpulang pada 2007. Mery pun memutuskan untuk menetap di kota kelahirannya, sambil membantu sang ayah membuat pakan ternak dari dedak padi. 

Belum surut kesedihannya, ia harus menghadapi kenyataan usaha telur asin milik sang kakak yang kian terpuruk. Mery memang sangat peduli akan usaha telur asin ini. “Telur asin merupakan penyokong hidup saya sejak masih sekolah dulu,” kenangnya. Ia pun tak bisa tinggal diam saat melihat usaha ini terancam tutup karena penjualan terus menyusut. Beruntung, Mery pernah punya pengalaman menjajakan telur asin dari satu kios ke kios lain di pasar tradisional, semasa sekolah dulu. Berbekal pengalaman itu, ia pun memberanikan diri mengambil alih usaha sang kakak sejak November 2008. Sebagian uang klaim asuransi jiwa mendiang ibu pun menjadi modal awal usahanya. Anak ketiga dari empat bersaudara ini mengawali langkahnya dengan memperkaya pengetahuan soal telur asin, baik dari buku maupun bertanya pada beberapa pengusaha yang lebih dulu terjun di bidang ini. Dari sana, 

Strategi Marketing
Mery menyusun sebuah peta perencanaan usaha lengkap dengan standar kualitas telur, cara pemasaran, dan sistem manajerial karyawan. Untuk memenuhi standar kualitas telur, Mery menjalin mitra dengan peternak telur bebek di sekitar Karawang. Ia memberi modal, baik berupa bibit bebek atau uang untuk membeli pakan. Tentu saja, para mitra itu nanti harus menyetor telur bebek ke usaha telur asin milik Mery. Dalam proses pengasinan pun, lulusan Universitas Tarumanegara ini menggunakan bahan-bahan pilihan. Abu yang digunakan adalah abu hitam yang berasal dari sekam padi yang telah dibakar dan terjamin kebersihannya. Abu itu berasal dari lahan pertanian di sekitar Karawang. Tak hanya membenahi pasok-an telur dan proses pengasinan, Mery juga mencermati pasar telur asin yang mengenal musim sepi. Nah, di saat pasar sedang sepi, lantaran pasokan telur asin berkurang, Mery segera memasok telur asin buatannya dalam jumlah besar. Lolos sertifikasi Sebagai pemain baru, tentu, situasi itu sangat menguntungkan. Bukan hanya soal fulus, cara tersebut juga berhasil mendongkrak merek telur asinnya, Sumber Telur Kilau. Alhasil, setelah merek telurnya banyak dikenal, penjualan Mery pun meningkat. Dalam tempo setahun, Mery berhasil menggenjot penjualan hingga 1.500 butir per hari. Tak hanya itu, ia pun berhasil mengembalikan modal usahanya. Sayang, saat penjualan meningkat, ia kembali berhadapan dengan masalah. Ia mendapati beberapa mitra yang ingkar menjual telur bebek untuk pabriknya. “Saya harus sabar mencari mitra lain,” ujar Mery. Untuk menjaga agar pasokan telur bebek tetap stabil, Mery pun membangun peternakan sendiri. Di peternakan tersebut, Mery memiliki 1.500 ekor bebek yang diangon di sekitar Karawang dan Garut. Ia juga terus meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produknya. Pada 2010, Mery mendaftarkan telur produksinya ke Departemen Kesehatan Republik Indonesia untuk memperoleh sertifikasi kualitas gizi. Setiap produksi, telur-telur hasil peternakan Mery dan mitranya harus melalui beberapa tahap pengujian. Tahapan tersebut meliputi pencucian telur, pengujian dari segi bentuk dan tingkat keretakan, penyemprotan cairan antibakteri, serta uji laboratorium. Kegigihan Mery mengemas ulang usahanya itu berbuah manis. 

Buah dari kesabaran, keuletan dan kegigihan
Hingga saat ini penjualan telur asin cap Sumber Telur sudah menjangkau beberapa wilayah di Indonesia, seperti Jabodetabek, Kalimantan, Bangka Belitung, dan Lampung. Dalam kegiatan pemasaran, Mery mendapat dukungan lebih dari 50 distributor sesuai standar distributor ala Mery. “Mereka harus tahu kemauan konsumen, yang asin banget atau enggak terlalu asin. Distributor harus kenal betul dulu produknya,” terangnya. Berkat berbagai standar ini, telur asin Mery bisa terjual 10.000 hingga 15.000 ribu butir telur per hari. Dengan harga jual berkisar Rp 1.700–Rp 2.500 per butir, setiap bulannya Merry telah dapat meraup omzet lebih dari Rp 300 juta. Selain menyelamatkan usaha yang hampir bangkrut, Mery juga berhasil membuka lapangan kerja. Karyawannya telah berlipat, dari hanya empat orang pada awalnya, kini telah mencapai 30 orang

Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/02/26/10472198/Berkat.Telur.Asin.Mery.Raup.Omzet.Ratusan.Juta.Rupiah

Bisnis Aksesoris sepeda sebuah peluang usaha terbaru 2013 di karawang

|| || || Leave a comments
Karawang Bisnis Doc. Touring PBC Karawang to Tangkuban Perahu

Karawang Bisnis,
Melihat perkembangan penghobi sepeda yang terus bertambah pada saat ini di seluruh daerah khususnya di Karawang, maka akan membuka peluang usaha yang sangat luas untuk menjual aksesoris sepeda baik secara online maupun secara offline,
Adapun berbagai jenis aksesoris sepeda yang biasa dicari adalah sbb:
- Jersey
- Celana Padding
- Bell sepeda
- Lampu senter
- Botol
- Fedder
- Aneka tas sepeda
dan masih banyak aksesoris sepada lainnya.

Mengingat harga harga aksesoris sepeda yang ditawarkan di toko harganya cukup lumayan tinggi, ini artinya membuka peluang bagi para UKM untuk dapat memberikan solusi aksesoris sepeda dengan harga yang lebih terjangkau.

Saya sendiri saat ini sudah membuat beberapa jenis tas untuk pengguna sepeda, dan hasilnya cukup lumayan mengingat harga yang saya tawarkan lebih murah dibanding dengan harga yang ada di toko sepeda
 untuk jelasnya silahkan kunjungi :

http://karawang-in-bisnis.blogspot.com/2012/12/tas-sepeda-trendi-dan-murah.html
http://karawang-in-bisnis.blogspot.com/2012/11/tas-pinggang-bikers.html